Tidak banyak yang menyadari bahwa vanili berpotensi untuk dipasarkan sebagai produk specialty yang asal usul penanaman berpengaruh terhadap mutu dan harga. Sayangnya pelaku usaha di Indonesia belum melirik potensi ini.

Sebagian besar processor Indonesia hanya menjual produk dengan kualitas ditentukan berdasarkan ukuran, kualitas panen vanili basah. Namun banyak yang bahkan tidak mengetahui kadar vanillin serta keunggulan dari sisi aroma.

Tentu saja sistem seperti ini perlu dikembangkan. Langkah awal tentu dengan mengembangkan sistem pengolahan yang terstandarisasi dan tercatat prosesnya mulai panen, pengolahan sampai penyimpanan.

Berikutnya, setelah vanili kering maka dilakukan uji lab dibedakan menurut asal usul penanaman. Dari sana akan didapatkan gambaran kandar vanilinnya. Untuk yang di atas rata-rata misalnya di atas 2,7% dipasarkan dari vanili asal daerah lain. Sementara yang mutunya standar dapat dicampur.

Kemudian keunggulan tersebut nantinya harus ditampilkan di kemasan agar pembeli mengetahui keunggulannya.